KETIKA AL-FATIHAH MENGAJARKAN KERUKUNAN DAN PERSATUAN

MASJID QUBBATUSH SHAKHRAH, MASJIDIL AQSHA, PALESTINA
September 3, 2020
MENJADI MUSLIM GOOD LOOKING
September 5, 2020

Al-Fatihah merupakan surat yang harus dibaca dalam ibadah shalat. Ternyata ia memiliki kandungan luar biasa. Al-Fatihah mengajarkan kerukunan dan persatuan. Bagaimana penjelasannya?

Setiap seorang muslim di dalam shalatnya selalu membuat pengakuan bahwa hanya kepada Allah ia menyembah dan memohon pertolongan. Pengakuan tersebut dilakukan ketika membaca surat Al-Fatihah dalam ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in.

Hal yang sering menjadi pertanyaan dalam pengakuan tersebut adalah “Mengapa pengakuannya menggunakan kata ganti ‘kami’ (untuk orang yang banyak), padahal ayat tersebut sedang dibaca oleh satu orang? Mengapa tidak menggunakan kalimat ‘Saya menyembah dan saya memohon pertolongan’?

Penggunaan kata ganti ‘kami’ di dalam ayat tersebut bukanlah tanpa alasan, tetapi terdapat beberapa alasan indah di balik penggunaan kata ganti ‘kami’. Berikut beberapa alasannya.

Pertama; penggunaan kata ganti ‘kami’ bertujuan untuk mengungkapkan kekurangan, kelemahan, dan kebutuhan seorang hamba kepada Tuhan-nya. Dalam hal ini, seakan-akan seorang hamba sedang berkata, “Ya Allah, ibadahku belum mampu mencapai tingkatan yang layak karena dalam setiap ibadahku masih dipenuhi berbagai macam kekurangan (riya’‘ujubsum’ah, dan seterusnya). Oleh sebab itu, aku akan menggabungkannya dengan ibadah seluruh hamba lainnya lewat sebutan ‘kami’. Dengan harapan dari sekian banyak hamba-Mu yang ada di muka bumi, terdapat satu atau lebih di antara hamba-Mu yang beribadah dengan tulus”.

Alasan yang pertama ini disampaikan oleh Abu al-Fadhl Syihabuddin Mahmud al-Alusi di dalam Ruh al-Ma’ani fi Tafsir Al-Quran al-Adzim wa al-Sab’ al-Matsani. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seorang hamba berdiri di hadapan Allah, berkomunikasi dengan-Nya (misalnya ketika shalat), lalu merendahkan diri di hadapan-Nya; maka hamba tersebut tak lagi berbicara sebagai individu, tetapi sebagai perwakilan dari keseluruhan.

Kedua; penggunaan kata ganti ‘kami’ menunjukkan bahwa syariat telah menganjurkan kepada hamba-hamba Allah untuk mendoakan saudaranya sesama muslim. Selain itu, kata ‘kami’ juga menunjukkan simbol jama’ah dan kebersamaan, sebab ‘saya’ berarti sendiri dan ‘kami’ berarti bersama. Alasan ini dikatakan oleh Muhammad bin Umar bin Husain al-Razi di dalam at-Tafsir al-Kabir. Saling berkumpul (jamaah) antar sesama muslim dapat menjadi jalan kerukunan dan persatuan.

Dengan berkumpul, seseorang dapat saling mengenal, saling berhubungan, saling meminta nasihat, saling meminta bantuan, saling mendiskusikan berbagai macam masalah, dan yang paling penting adalah saling mendoakan. Sesama muslim perlu terjalin rasa saling tolong-menolong, sebab hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad. Di dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa Nabi Muhammad bersabda:

Artinya: Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya. (diambil dari kitab Shahih Muslim, hadits nomor 2699)

Ketiga; penggunaan kata ganti ‘kami’ merupakan cara terbaik untuk menyingkirkan diskriminasi berdasarkan warna kulit, suku, ras, maupun tanah asal. Tidak ada lagi seseorang yang berkata, “Aku berasal dari Suku Q, sementara kamu dari suku B. jadi, aku lebih mulia daripada kamu”. Juga tak ada lagi yang berkata, “Aku berasal dari tanah mulia, sedangkan kau dari tanah hina. Jadi, kau harus menghormatiku”.

Semuanya telah utuh menjadi “Kami adalah hamba-Mu yang hanya menyembah-Mu dan memohon pertolongan kepada-Mu”. Kata ganti ‘kami’ adalah refleksi dari rasa saling menghormati, saling peduli, saling menyayangi, saling mengasihi, dan saling mencintai antar sesama muslim. Penyebutan ‘kami’ adalah lambang bahwa seluruh umat muslim di belahan bumi bagian manapun adalah saudara.

Demikian penjelasan singkat tentang al-Fatihah yang mengajarkan kerukunan dan persatuan.

Semoga kita sebagai umat Muslim tidak mudah dipecah belah, semoga kita umat Muslim semua dapat bersatu dijalan kebaikan agar kelak dapat bersama-sama berkumpul di surga Allah.

Aamiin ra Rabb.

Leave a Reply

Your email address will not be published.