Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan merdeka, terbebas dari penghambaan kepada selain Allah, termasuk penghambaan kepada manusia. Allah kemudian menganugerahkan hasrat dan keinginan serta pilihan agar manusia bebas melakukan apapun berdasarkan keinginan dan pilihan mereka. Setiap pilihan hidup manusia akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah dan ini bentuk keadilan Allah kepada hambaNya. Sekali-kali Allah tidak pernah mendzholimi hambaNya. Apa yang diterima oleh hambaNya didunia dan diakhirat merupakan akibat atau resiko dari setiap pilihan dan keinginan mereka sendiri. Disisi lain, Allah akan memaafkan kesalahan manusia akibat kebodohannya atau lupa melakukan perbuatan tersebut (tidak dalam kondisi sadar) atau dalam kondisi terpaksa. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW, sabdanya :
“ sesungguhnya Allah memaafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) ; kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa “ (HR. Ibnu Majah)
Dalam rentang sejarah kehidupan manusia kita menyaksikan ada praktek penjajahan yang dilakukan oleh fir’aun kepada Bani Israil, akibatnya mereka diperbudak dan tidak mendapatkan kemerdekaan. Beragam siksaan sampai penyembelihan anak laki-laki dari kalangan Bani Israil ditimpakan oleh Fir’aun dan pengikutnya. Allah kemudian membebaskan dan memberikan kemerdekaan kepada Bani Israil dari cengkraman perbudakan Fir’aun. Hal ini kemudian diabadikan dalam QS. Albaqarah ayat 49 :
“ Dan (ingatlah) ketika kami menyelamatkan kamu dari (fir’aun dan pengikut-pengikutnya). Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu “.
Kisah tentang penjajahan dan penindasan bukan hanya di alami oleh Bani Israil di masa nabi Musa AS, masih banyak kisah yang diabadikan sejarah yang menggambarkan bagaimana manusia terbelenggu kebebasannya dan tercerabut kemerdekaan mereka. Hukum rimba seolah menjadi hukum yang berlaku di masa itu, yang kuat dialah yang berkuasa dan yang lemah ditindas dinista. Hukum rimba mendominasi peradaban manusia dari masa ke masa, sampai Allah turunkan Muhammad sebagai pembawa syari’at dan penutup para nabi dan rasul. Perbudakan dihapus oleh syari’at islam. Praktek-praktek jahiliyyah yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan di babad habis dan di ganti oleh praktek kehidupan yang mengangkat derajat manusia. Inilah yang melandasi sikap dan statment para sahabat dikala mereka akan melakukan penaklukan kepada sebuah wilayah kaum kafir yang berada dibawah kekuasaan kaum muslimin. Sebelum berperang biasanya mereka menawarkan kepada kaum kuffar untuk masuk islam. Namun disaat mereka menolak untuk masuk islam, maka perang menjadi pilihan terakhir. Ungkapan yang diabadikan itu ialah :
“ Allah mengutus kami untuk membebaskan manusia dari penghambaan manusia atas manusia kepada penghambaan manusia kepada Allah, kami pun di utus untuk membebaskan manusia dari sempitnya dunia kepada keluasan dunia dan dari jahatnya agama kepada keadilan islam “.
Umar bin khattab kemudian menguatkan pernyataan tersebut, beliau berkata : Mengapa kalian menjadi penyembah manusia, bukankah kalian dilahirkan oleh ibu kalian dalam kondisi merdeka?. Dari ungkapan tersebut jelas bahwa islam hadir menjadi solusi atas kondisi peradaban manusia yang rusak dan tidak manusiawi. Islam lah yang paling pertama mendeklarasikan diri sebagai agama pembawa misi perdamaian dan misi memuliakan manusia dan mengembalikan manusia kepada kedudukannya sebagai hamba bagi Tuhannya, Allah SWT.
Kemerdekaan atau kebebasan yang Allah berikan kepada manusia menjadikan mereka bebas memilih apapun yang mereka inginkan. Manusia bebas makan sesuai seleranya, mereka pun bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginan dan nafsunya. Tidak terkekang oleh kendali siapapun, semua dilakukan sesuai dengan apa yang menjadi hasrat dan keinginannya. Dalam islam, kemerdekaan atau kebebasan tidak hanya berkaitan dengan urusan orang lain. kebebasan dalam islam pun berkaitan dengan resiko yang akan diterima oleh masing-masing individu. Termasuk didalamnya berbicara tentang aturan dan ketetapan sesuai tuntunan al-quran dan sunnah.
BerbedaMereka tidak sembarangan menggunakan kebebasannya, mereka pun tidak tamak dengan kemerdekaan yang mereka miliki. Semua diarahkan untuk menjadi energi agar mampu mempersembahkan amal terbaik kepada Allah tanpa tekanan dan intimidasi. Dengan ridho dan ikhlas mereka melakukan aktivitias ibadah kepadaNya. Berbeda dengan budaya barat, mereka beranggapan bahwa kebebasan atau kemerdekaan itu berlaku selama tidak merugikan orang lain. dalam pandangan mereka manusia bebas melakukan apa saja sesuai keinginannya asalkan tidak merugikan pihak orang lain. Hak asasi manusia menjadi kekuatan hukum yang mereka pegang dan menjadi hakim atas setiap aktivitas yang mereka lakukan sesuai dengan hasrat dan keinginan mereka. Budaya barat tidak pernah memperdulikan akibat dari perbuatan tersebut kepada dirinya, apalagi mereka tidak bersandar kepada ketetapan ilahi sebagai landasan hukum yang sangat jelas memanusiakan manusia
Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Setiap tahun, tepatnya tanggal 17 Agustus, seluruh bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan. Tanggal itu menjadi saksi sejarah bagaimana bangsa Indonesia berjuang mengusir penjajah dan membebaskan negerinya dari hegemoni bangsa luar selama 350 tahun. Bangsa Indonesia sadar bahwa hidup dibawah tekanan bangsa lain tidaklah nyaman bahkan tidak sedikit mereka merasa menjadi budak di negaranya sendiri. Kekayaan alam yang melimpah tidak bisa mereka nikmati. Sumber daya alam yang terbentang dari sabang sampai merauke dikeruk dan diambil oleh para penjajah, diangkut ke negera mereka. Kesadaran bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan terus mereka perjuangkan. Berbagai upaya mereka lakukan untuk keluar dari cengkraman penjajahan. Seluruh elemen bangsa bersatu untuk melakukan berbagai aksi-aksi heroik menuntaskan misi perjuangan memerdekakan Indonesia. Ada gerakan 10 november di surabaya yang di pimpin oleh bung tomo. Ada peristiwa bandung lautan api di daerah bandung dan peristiwa lain yang mewarnai hiruk pikuk kondisi bangsa Indonesia sebelum merdeka.
Peristiwa rengasdengklok menjadi puncak dari kegerahan bangsa Indonesia untuk segera merdeka dari penjajah. Dimulai dari adanya peristiwa Bom Hiroshima di Jepang yang dilakukan oleh tentara Amerika Serikat, Hatta, Radjiman Wedyodiningrat dan Soekarno terbang ke Dalat Vietnam untuk menemui Marsekal Terauchi. Disana mereka mendapatkan kabar bahwa jepang tengah berada di ujung tanduk kekalahan serta akan memberikan hak kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Marsekal Terauchi mengatakan kepada rombongan Soekarno bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia dan proklamasi kemerdekaan bisa langsung dilakukan dalam waktu beberapa hari setelah kekalahan jepang. Jepang menginginkan proklamasi kemerdekaan tanggal 24 Agustus setelah rombongan Soekarno kembali ke tanah Air. Disisi lain, Sutan Syahrir yang sebelumnya sudah mendengar kekalahan jepang saat melawan sekutu lewat radio mendesak Soekarno dkk untuk segera memproklamirkn kemerdekaan Indonesia. Syahrir menilai hasil pertemuan yang dilakukan di Dalat tersebut adalah bagian dari tipu muslihat pihak jepang. Terjadi perbedaan pendapat dikalangan golongan tua dengan golongan muda. Golongan tua yang diwakili oleh Soekarno dkk menganggap bahwa kita tidak boleh terburu-buru memproklamirkan kemerdekaan karena kekalahan jepang dari sekutu pun belum jelas, sehingga dikhawatirkan akan terjadi pertempuran dan pertumpahan darah yang merugikan bangsa Indonesia. Berbeda dengan golongan tua, golongan muda yang dipimpin oleh Sutan Syharir dkk memandang bahwa inilah saatnya bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Karena jika dinantikan, justru akan semakin membiarkan tentara jepang menguasai Indonesia padahal negara mereka sudah kalah oleh sekutu.
Tekanan yang menginginkan pengambilalihan kekuasaan dari pihak jepang semakin bergejolak dan memuncak. Gejolak tersebut di inisiari oleh golongan pemuda. Bahkan, tanggal 16 Agustus 1945 rapat PPKI yang harusnya dilakukan tidak jadi dilaksanakan karena Hatta dan Soekarno tidak hadir. Ketidak hadiran Soekarno dan Hatta di rapat tersebut disebabkan adanya peristiwa penculikan yang dilakukan oleh Sukarni, Chaerul Saleh, Shodanco singgih dan yang lainnya dalam rangka mengamankan mereka berdua dari pengaruh pihak jepang. Setelah peristiwa penculikan tersebut, Soekarno – Hatta kembali menuju jakarta untuk menemui Mayjen Jepang bernama Otoshi Nishimura dan hasil pertemuan tersebut menyatakan bahwa jepang tidak memberikan izin kepada Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan. Karena merasa kecewa dengan sikap tersebut, akhirnya Soekarno-Hatta pergi ke rumah laksamana Maeda untuk mempersiapakan semua kebutuhan proklamasi. Akhirnya tepat tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
Umat islam Indonesia memiliki andil besar dalam mengantarkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Umat islam Indonesia mengorbankan seluruh harta, jiwa dan raganya demi tercapainya cita-cita kemerdekaan Indonesia. Pekikan takbir Bung tomo dan mobilisasi ulama dan santri dalam mengusir penjajah adalah bukti otentik keterlibatan umat dalam proses kemerdekaan itu. Karena umat islam telah memberikan saham yang besar terhadap kemerdekaan ini, maka umat islam wajib hukumnya mensyukuri kemerdekaan ini dengan cara-cara yang dituntun oleh islam. Artinya umat islam Indonesia mesti kembali melihat bagaimana islam menuntun kita mensyukuri kemerdekaan ini dan mengisinya dengan kegiatan dan aktivitas yang sesuai tuntunan Allah dan rasulNya. Mereka bertanggung jawab akan masa depan Indonesia dan menjadi garda terdepan dalam membela NKRI.
Kemerdekaan dalam islam adalah anugrah terbesar kedua setelah anugrah keimanan. Karena dengan adanya kemerdekaan, setiap kita mendapatkan keleluasaan untuk menjalankan keyakinan kita tanpa tekanan atau intimidasi siapapun. Negara wajib melindungi setiap warga negaranya untuk menjalankan keyakinan masing-masing. Negara wajib memfasilitasi setiap warganya untuk menjalankan seluruh agenda-agenda keagamaan tanpa mengganggu dan memaksakan keyakinan kepada yang lain. Intimidasi bahkan kriminalisasi kepada pihak-pihak tertentu hanya akan mempekeruh suasana kebhinekaan dan keragaman bangsa ini.
Umat islam Indonesia sekali lagi memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengisi kemerdekaan ini. Anugrah terbesar ini patut kita syukuri karena 75 tahun setelah merdeka bukanlah waktu yang sebentar dan bukanlah hasil kerja yang asal-asalan. Ada banyak darah mengalir, jutaan nyawa melayang dan derai air mata mewarnai problematika kemerdekaan itu. Maka dari itu harus kita bayar dengan aksi nyata. Harus kita bayar dengan kerja-kerja produktif mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang unggul didunia dari seluruh aspek. Kedaulatan bangsa ini wajib hukumnya kita pertahankan dan upaya kolonialisme gaya baru yang mulai meresahkan keutuhan bangsa ini wajib hukumnya kita perangi. NKRI wajib kita pertahankan, dan upaya memecah belah bangsa dengan beragam manuver-manuver politik kotor dan licik harus segera kita perangi. Profesionalisme dalam mengurus bangsa ini pun wajib hukumnya ditingkatkan, agar bangsa ini bisa segera keluar dari beragam krisis yang melilit baik dari sektor ekonomi, politik, sosial dan budaya. Upaya liberalisasi dan kapitalisasi di bidang-bidang tersebut wajib hukumnya kita lawan, karena tidak sesuai dengan amanah konstitusi bangsa ini. dari sekian agenda dan permasalahan besar yang menimpa bangsa ini, umat islam lah yang seharusnya sadar dan bangkit memberikan kontribusi mengisi kemerdekaan itu.