Saat menjalankan ibadah puasa, tubuh Anda mengalami beberapa perubahan, salah satunya kinerja dari sistem pencernaan.
Cara kerja sistem pencernaan Anda saat puasa tentu saja berbeda dengan hari-hari biasanya. Hal ini terutama disebabkan oleh berubahnya pola makan dan jadwal makan Anda sehari-hari.
Nah, bagaimanakah kinerja pencernaan saat berpuasa?
Untuk memahami cara kerja sistem pencernaan saat berpuasa, pertama-tama Anda harus memahami terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pencernaan Anda dalam keadaan normal. Saat Anda tidak puasa, tubuh dan sistem pencernaan bereaksi dengan cara biasa.
Saat makanan masuk ke dalam tubuh, sistem pencernaan akan memecah makanan menjadi glukosa untuk kemudian dijadikan energi bagi tubuh.
Kinerja Pencernaan saat Puasa
Lalu, bagaimana kinerja pencernaan saat puasa? Tentunya saat Anda tengah puasa, beban kerja dari sistem pencernaan akan berkurang dari biasanya. Saat puasa Ramadan, sistem pencernaan akan bekerja seperti biasanya saat Anda makan sahur.
Selama 8 jam setelah makan sahur, sistem pencernaan akan mengubah makanan yang Anda makan saat sahur menjadi glukosa untuk energi tubuh. Setelah itu, tubuh akan masuk ke dalam mode puasa, di mana usus telah selesai menyerap nutrisi dari makanan terakhir tersebut. Pada mode puasa ini, kadar gula darah Anda akan mulai menurun.
Jika dalam keadaan normal, glukosa tubuh Anda yang tersimpan di hati dan otot-otot (glycogen), akan menggantikan peran glukosa yang datang dari makanan.
Glycogen inilah yang kemudian digunakan tubuh Anda untuk memberikan energi pada otak dan bagian tubuh lainnya. Sementara itu, pada saat ini, karena tidak perlu mencerna apapun (8 jam setelah sahur), sistem pencernaan Anda akan beristirahat dan melambatkan kinerjanya.
Saat puasa makanan berlanjut hingga sore hari, dan glycogen sudah habis digunakan oleh tubuh, maka tubuh akan mencari sumber energi lain, yang datang dari lemak tubuh. Penggunaan lemak sebagai sumber energi tubuh inilah yang akan mengurangi kadar lemak jahat dan kolesterol yang ada di tubuh Anda, sekaligus menurunkan berat badan.
Energi yang berasal dari lemak bisa bertahan lebih dari 24 jam, dan jika Anda terus berpuasa hingga berhari-hari (tanpa mengonsumsi makanan apapun), maka saat lemak tubuh habis, tubuh akan beralih dengan mulai menggunakan protein tubuh sebagai sumber energi. Saat tubuh mulai menggunakan simpanan protein, maka Anda akan memasuki mode kelaparan.
Meski begitu, tentu puasa Ramadan tidak akan membuat Anda mencapai mode kelaparan. Pasalnya, Anda hanya puasa dari waktu subuh hingga senja, dan puasa yang yang dijalani diakhiri setiap harinya.
Karenanya, energi yang dibutuhkan dan digunakan oleh tubuh bisa diganti dengan glukosa dari makanan sahur dan makanan berbuka.
Cara Tepat Berbuka Puasa
Saat berbuka, sistem pencernaan yang kinerjanya melambat selama hampir seharian, akan kembali aktif untuk mencerna makanan. Meski begitu, pencernaan Anda tidak bisa mendadak sanggup mengolah dan mencerna makanan berat dalam jumlah besar.
Sistem pencernaan Anda butuh waktu, dan karenanya Anda tidak dianjurkan untuk langsung makan berat. Mulailah berbuka dengan kurma, buah-buahan, atau makanan ringan lainnya, dan tunggulah 1 – 2 jam untuk mulai mengonsumsi makanan berat.
Lantas, apa pengaruh puasa bagi sistem pencernaan? Sejatinya, bepuasa memberikan efek positif bagi kondisi sistem pencernaan Anda. Pasalnya, puasa memberi waktu pada sistem pencernaan Anda untuk beristirahat, sehingga dapat mengurangi risiko atau menyembuhkan masalah kesehatan pada pencernaan.
Selain itu, puasa juga dapat menguatkan sistem pencernaan Anda.