Menyesal pasti datangnya di belakang, dan tidak mungkin ada di depan. Karena penyesalan datang apabila seseorang sudah melakukan sesuatu. Kutipan kalimat sederhana kebanyakan orang pada umumnya. Ada kalimat bijak, Penyesalan hidup sangatlah menakutkan karena kemanapun kita pergi, maka rasa penyesalan itu akan selalu ada untuk mengikuti.
Begitulah, kehidupan tanpa penyesalan ibarat jalan tanpa bebatuan, ibarat hutan tanpa pohon-pohon tumbang terkena angin, dan ibarat laut tanpa batu karang. Jika tanpa penyeselan, hidup terlihat kurang dan rasanya sunyi tanpa keramaian. Ya, seperti itu adanya.
Persoalan yang sampai saat ini melanda ialah keterpurukan seseorang dalam penyesalan. Menyesal membuatnya pesimis dan sulit untuk bangkit. Kadang juga tenggelam karenanya. Oleh sebab itu, pekerjaan rumah yang besar bagi kita semua adalah bagaimana kita mengambil hikmah dari sebuah penyesalan. Kita jadikan penyeselan itu sebagai pembelajaran besar untuk menatap masa depan cerah.
Lalu, bagaimana kita bisa mengambil pelajaran disaat rasa menyesal? Prinsip apa yang harus kita terapkan?
Selalu Bersabar.
Misal, ketika seseorang melakukan sesuatu hal dengan hasil baik diharapkan, tetapi setelah itu hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka, disitulah kebanyakan orang akan menyesal, dan tidak akan mau melakukannya lagi. Ya, peran selalu bersabar harus tumbuh indah. Jadi, dengan bersabar kita akan menemukan jawaban konstruktif dari rasa menyesal orang yang sifatnya alamiah itu. Bersabar dengan selalu mengambil hal-hal positif dari kejadian yang menimpah serta selalu bersiap siaga. Sebagaimana, Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Ali-Imran : 200).
Selalu Konsisten.
Saat ini orang pintar dengan berbagai gagasannya itu banyak. Tetapi orang yang konsisten atau istiqomah itu sedikit. Oleh karena itu, prinsip konsisten sangat diperlukan dalam mencari hikmah di dalam penyesalan. Selalu segar cara berpikirnya mencari solusi-solusi. Hilangkan rasa takut dan kawatir terhadap segala sesuatu masalah yang datang. Sebagaimana, Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Teruslah berdo’a.
Senjata andalan orang muslim ialah berdo’a. Kita tentu sangat ingat dengan aktifitas Rosulullah Muhammad Saw bersama para sahabat ketika perang badar, uhud, dan seterusnya. Perang dengan orang-orang yang waktu itu cara berfikir dan bersikapnya tidak mencerminkan manusia. Jumlah kaum muslimin begitu sedikit jika dibandingkan dengan kaum mereka. Tapi apa? Kaum muslimin bisa mengalahkannya. Senjata yang paling indah ialah berdo’a. Rosulullah Saw dengan para sahabat selalu ingat dengan Allah Ta’ala. Meminta pertolongan sang maha kuasa Allah Ta’ala. Artinya, jika kita merasa menyesal karena apa yang kita harapkan tidak tercapai, maka minta pertolongan kepada Allah Ta’ala kuncinya. Insya Allah, kita akan mendapatkan pertolongan dari-Nya. Dan pembelajaran besar akan datang menghampiri kita yang selalu berdo’a dengan ikhlas.
Ketiga langkah sederhana di atas merupakan senjata kita agar dalam setiap masalah yang membuat kita menyesal bisa memancarkan hikmahnya. Selalu yakin, bahwa Allah bersama orang-orang yang tidak pernah putus asa berbuat baik. Allah selalu memberikan jalan keluar tak disangkah-sangkah bagi kita, apabila kita selalu berusaha dan berusaha.
Wallahua’lam