Memiliki anak yang saleh dan salehah pasti menjadi impian bagi para kaum muslimin. Dalam islam, anak adalah titipan dari Allah SWT. Maka sebagai orang tua, penting untuk merawat dan memberikan didikan yang baik dan islami kepada sang anak.
“Hormatilah anak-anakmu dan perhatikanlah pendidikan mereka karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah kepadamu.” (HR. Ibnu Majah).
Peran keluarga, khususnya orang tua, menjadi krusial di sini. Rumah adalah madrasah pertama bagi anak. Jika di dalam rumah tersebut anggota keluarga selalu taat menjalankan ibadah, bersikap sopan, saling menghormati, dan hidup dalam kerukunan akan berpengaruh pada pembentukan pribadi dan karakteristik sang anak.
Adanya didikan yang dilandasi dengan ajaran islam, diharapkan sang anak bisa menjadi manusia yang beriman, bertakwa, dan memiliki arah kehidupan yang benar sebagai seorang Muslim.
Di bawah ini kami sajikan beberapa cara mendidik anak secara islami yang bisa menjadi inspirasi bagi para orang tua muslimin.
Cara mendidik anak secara islami yang pertama dengan memperdengarkan Al-Quran kepada anak sejak lahir. Cara ini bisa dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan. Semasa hamil, sang ibu disarankan untuk banyak membaca Al-Quran.
Kemudian ketika bayi sudah lahir, perdengarkan bacaan ayat Al-Quran secara teratur setiap hari. Melakukan kebiasaan ini, sang anak diharapkan dapat terbiasa dengan bacaan ayat-ayat Al-Quran. Apalagi dengan otak anak-anak yang mudah menerima rangsangan sehingga mereka dengan mudah menyerap dan menerima setiap lantunan ayat suci Al-Quran.
Cara mendidik anak secara islami yang kedua dengan mengajarkan anak akhlak-akhlak yang baik. Membentuk akhlak anak sejak dini sangat dianjurkan. Bahkan Rasulullah pernah bersabda,
“Mengajarkan adab pada anak itu sungguh lebih baik bagi seseorang daripada bersedekah satu sha’ (makanan).” (HR. Tirmidzi).
Karena dengan dasar akhlak yang baik ini akan lahir manusia-manusia yang juga berperilaku baik. Meskipun mereka melakukan tindakan yang melenceng, hati mereka yang sudah tertanam akhlak baik akan menjadi pengingat bagi mereka.
Mengajarkan akhlak ini bisa dimulai dengan hal-hal yang sederhana. Anda bisa mengajarkan sang anak untuk bersikap sopan kepada orang tua dan orang lain, mengajarkan sang anak kalimat salam yang baik, bersikap jujur, dan mengajarkan untuk menolong orang lain yang kesulitan.
Cara mendidik anak secara islami yang ketiga dengan mengajarkan dasar-dasar Islam. Dalam kitab Al-Amali dari Imam Al-Baqir dan Imam ash Shadiq, mengatakan mengenai tahap awal mengenalkan anak pada Allah SWT.
Disebutkan bahwa pada usia 3 tahun, ajarkan sang anak kalimat Tauhid “LAILA HA ILLALLAH” sebanyak 7 kali. Kemudian saat menginjak usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan sang anak kalimat “MUHAMMADARRASULLULLAH”.
Mengajarkan anak tentang dasar-dasar Islam akan menumbuhkan rasa cinta sang anak kepada agama Islam. Hal ini juga tergambar dalam hadist berikut,
“Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Lailaha-illaallah. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya Lailah-illallah, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (H.R Ibnu Abbas).
Ajarkan sang anak tentang dasar-dasar Islam dari yang paling mudah, yaitu bisa dengan mengajarkan tentang wudhu dan sholat lima waktu. Selain itu anda juga bisa mengajarkan sang anak untuk bersedekah walaupun hanya sedikit.
Cara mendidik anak secara islami yang keempat dengan memberi contoh, mengajarkan, dan mengajak sang anak untuk sholat. Biasakan sang anak untuk mengambil air wudhu dan mengajak sang anak untuk ikut sholat, meskipun gerakannya belum benar sama sekali.
Di sinilah peran keluarga menjadi sangat penting. Keluarga harus bisa memberikan pemahaman kepada sang anak tentang pentingnya ibadah sholat dan juga menjadi contoh pertama yang baik dalam praktik sholatnya. Jangan sampai anggota keluarga mengajarkan pentingnya sholat namun masih tidak teratur dalam menjalankan sholat atau bahkan melalaikan ibadah sholat.
Jika anak sudah terbiasa melihat keluarganya taat dalam menjalankan sholat lima waktu dan meniru setiap gerakannya, maka sang anak akan lebih sadar akan pentingnya sholat dan lebih mudah untuk diajari. Bahkan terdapat hadist yang memerintahkan untuk mengajarkan anak melakukan sholat.
“Suruhlah anak-anakmu salat ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka jika meninggalkannya setelah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidurnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Cara mendidik anak secara islami yang kelima dengan mengajarkan sang anak untuk berpuasa. Ajak anak anda untuk mulai mengenal puasa sejak dini, kira-kira pada usia 5 tahun ke atas. Pada usia tersebut, ajak anak untuk ikut bangun sahur.
Jangan paksa anak untuk langsung berpuasa seperti yang Anda lakukan. Biarkan anak melakukannya sesuai dengan kemampuannya. Biasanya sebagian besar orang tua akan menggunakan cara puasa setengah hari. Namun, tetap dorong sang anak untuk melakukan puasa penuh.
Ajarkan pada anak tentang manfaat dan berkah dari puasa. Jika sang anak sudah mulai terbiasa untuk berpuasa dan mengerti keutamaannya, akan jadi lebih mudah baginya untuk melakukan puasa secara penuh.
Cara mendidik anak secara islami yang keenam dengan membacakan kisah-kisah para Nabi, sahabat, dan para suri tauladan. Luangkan waktu anda untuk membacakan kisah-kisah yang dapat menjadi gambaran baik bagi kehidupan sang anak.
Jika sang anak sudah bisa membaca, belikan buku-buku tentang kisah Nabi, kisah para sahabat, atau tentang agama-agama khusus anak agar sang anak dapat memahami sendiri isi dari buku tersebut. Bantu anak-anak jika mereka mendapati suatu kalimat atau kata yang masih terdengar asing bagi mereka.
Hal ini akan membuat sang anak akan semakin terbentuk baik karakternya dan juga memiliki figur yang cocok untuk dijadikan contoh dalam berperilaku.
Cara mendidik anak secara islami yang ketujuh dengan memperhatikan pergaulan sang anak. Rasulullah pernah bersabda,
“Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kenalkan anak-anak dengan lingkungan yang positif. Jadikan lingkungan negatif sebagai pembelajaran bagi sang anak. Dengan begitu diharapkan sang anak bisa memahami bagaimana cara menjalin hubungan sosial dengan sesama manusia dengan baik.
Oleh : Andre Kurniawan