Ada beberapa hal yang membuat pernikahan disebut Mitsaqan Ghaliza, antara lain karena :
Lalu ada 6 kekuatan dalam pernikahan yang harus terus dijaga dan dipupuk :
Harus ada kekuatan agama dalam rumah tangga, karena hanya agamalah yang akan mempertemukan kita dengan keluarga kita di akhirat nanti. Kuncinya apa agar seluruh keluarga kita berkumpul di surga nanti? hanya satu, yaitu soleh.
(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
– QS. Ar-Ra’du : 23
Dalam hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.”
Mencintai pasangan atas dasar cinta pada Allah adalah yang paling benar, nyaman dan aman. Sehingga buah cinta kita akan berujung pada Allah.
Do/a adalah senjata orang muslim. Bingkailah rumah tangga kita dengan do’a agar bisa sampai ke surga.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. – QS. An-nisa : 9
Jangan rusak rumah tangga kita dengan kata-kata yang melukai hati pasangan. Jagalah lisan kita agar tidak menyakiti perasaan suami/istri/anak-anak kita. Tahanlah lidah kita jika hendak marah dan latihkan bibir untuk lebih sering mengucapkan kata-kata yang baik dan positif.
Bila ingin menegur pasangan, pujilah dulu kebaikan-kebaikannya, baru berikan saran dengan cara yang baik.
Misalnya saat istri memasak namun rasanya kurang enak, tidak perlu memberi komentar, “Ini masakah apa? tidak enak! saya sampai mau muntah.”
Cobalah katakan ini, “Bu, terimakasih ya sudah masakin buat Bapak. Ini sayur apa Bu? sayur asem tapi rasanya kok manis ya.” Dengan begini mungkin sang istri akan sadar kalau tadi asemnya lupa dimasukkan, hihi.
Baik suami, istri maupun anak, perlu sama-sama belajar. Terus belajar dan belajar. Ingat kembali, rumah tangga adalah sekolah paling lama.
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. – QS. Mujadilah : 11
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, – QS. Asy-Syu’ara’ : 83-85
Tanyakan pada diri sendiri, saat kita wafat nanti, akankah kita menjadi sejarah indah bagi pasangan kita?”
Jika ingin menjadi sejarah indah, maka kita pun perlu berhati-hati dan melakukan upaya-upaya agar banyak hal baik terjadi dalam rumah tangga kita.
Semoga Allah selalu memberikan keberkahan di dalam rumah tangga kita, dan dapat berkumpul kembali kelak di Surga Allah bersama orang-orang yang kita cintai.
Aamiin.